
Belajar itu tidak mengenal batas usia. Dari kecil hingga tua, kita selalu punya kesempatan untuk terus mencari ilmu. Bukan hanya di sekolah atau kampus, ilmu bisa datang dari membaca, mendengar, mengamati, bahkan dari pengalaman sehari-hari. Orang yang senang belajar biasanya lebih tenang dalam menghadapi hidup, karena pikirannya luas dan hatinya terbuka.
Dalam Islam, menuntut ilmu bukan hanya dianjurkan, tapi diperintahkan. Wahyu pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad ﷺ adalah perintah membaca—sebuah tanda betapa pentingnya ilmu dalam Islam.
ٱقْرَأْ بِٱسْمِ رَبِّكَ ٱلَّذِى خَلَقَ
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan.”
(Qur’an – Al-‘Alaq [96]: 1)
Allah juga berfirman:
قُلْ هَلْ يَسْتَوِى ٱلَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَٱلَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ ۗ
“Katakanlah: Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?”
(Qur’an – Az-Zumar [39]: 9)
Ilmu membuat hidup menjadi terang dan hati menjadi lapang. Tidak jarang, orang yang dulunya tidak sempat sekolah karena keadaan, justru kemudian “balas dendam” pada masa lalunya dengan membaca puluhan hingga ratusan buku. Bahkan ada yang akhirnya menjadi penulis, membuka toko buku, atau menjual buku ke berbagai pelosok negeri. Semua itu adalah bentuk tekad dan semangat yang luar biasa dalam mengejar ilmu, meskipun tidak melalui jalur formal.
Rasulullah ﷺ juga bersabda:
مَن سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا، سَهَّلَ ٱللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى ٱلْجَنَّةِ
“Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.”
(HR. Muslim)
Belajar tidak harus di ruang kelas. Kita bisa belajar dari majelis ilmu, dari kajian online, dari guru, atau dari siapa saja yang lebih tahu. Bahkan ketika kita membaca satu halaman buku dengan niat mencari kebaikan, itu sudah termasuk bagian dari belajar.
Imam Syafi’i pernah berkata:
“Barang siapa belum merasakan pahitnya mencari ilmu walau sesaat, ia akan menelan hinanya kebodohan sepanjang hidupnya.”
Menuntut ilmu memang butuh usaha. Kadang lambat, kadang lelah, kadang bingung. Tapi jika dijalani dengan niat yang lurus dan hati yang sabar, hasilnya tidak akan sia-sia. Bahkan Allah berjanji:
يَرْفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ آمَنُوا۟ مِنكُمْ وَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ دَرَجَٰتٍۚ
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.”
(Qur’an – Al-Mujādilah [58]: 11)
Belajar sepanjang hayat bukan sekadar slogan. Itu adalah jalan hidup. Semangat belajar adalah bentuk syukur atas nikmat akal. Karena itu, jangan pernah merasa terlambat. Ilmu itu luas, dan waktumu masih cukup. Teruslah belajar, walau perlahan. Karena setiap langkahmu menuju ilmu adalah langkah menuju cahaya.
Penulis: Fatimah Nurul Fadhillah
Mahasiswa STIQ Kepri semester II IAT Reguler