Kisah Menarik Amr Bin Ash Menjadi Panglima Perang Setelah Muallaf

Gambar Ilustrasi (sumber: pinterest)

Nama lengkap beliau adalah Amr bin al-‘Ash bin Wa’il as-Sahmi al-Qurasyi (عمرو بن العاص بن وائل السهمي القرشي). Beliau berasal dari suku Quraisy, salah satu suku terhormat di Makkah. Sebelum masuk Islam, Amr bin Ash dikenal sebagai seorang pemimpin yang cerdas, diplomat ulung, dan ahli strategi perang. Beliau termasuk golongan sahabat Nabi yang memeluk Islam pada periode menjelang hijrah ke Madinah, tepatnya setelah Perjanjian Hudaibiyah. Amr bin Ash masuk Islam bersama Khalid bin Walid dan Utsman bin Thalhah. Mereka bertiga berangkat ke Madinah dan menyatakan keislamannya di hadapan Rasulullah ﷺ.
Setelah masuk Islam, beliau langsung menjadi bagian penting dalam perjuangan dakwah dan militer Islam.

Kisah Menarik Amr bin Ash

Kisah ini dimulai pada saat beliau baru masuk islam 3 bulan, nabi Muhammad membentuk pasukan untuk menyerang salah satu wilayah di arab yang memang mau menyerang Madinah, dan dikabarkan jika sampai kaum tersebut menyerang duluan Madinah tidak akan selamat. Pada perang tersebut Amr bin Ash ditunjuk sebagai panglima perang, sahabat lain keheranan, tentu saja didalam pasukan tersebut terdapat para sahabat yang sudah lama didalam islam Umar, Abu Bakar, Tolhah, Usman, Ali, Zubair ini adalah para sahabat yang terkenal diantara yang lain, tetapi rasulullah tetap menunjuk Amr bin Ash.

Perbuatan-Perbuatan yang Menjengkelkan

            Saat diperjalanan di wilayah arab sedang musim dingin dan di arab jika dingin itu sangat menusuk ketulang apalagi jika dimalam hari, dan instruksi pertama kali oleh Amr bin Ash adalah tidak menyalakan api dimalam hari, semua hampir kaget termasuk Umar, beliau mendatangi Amr bin Ash dan berkata bahwa ini keadaan sedang dingin kuat, dan harus menghidupkan api untuk menghangatkan diri, tetapi Amr bin Ash tetap kekeh memberikan istruksi untuk tidak ada yang menyalakan api. Karna beliau adalah panglima perang dan panglima perang tidak boleh di maksiati, kata rasulullah barangsiapa yang patuh pada panglima perang berarti dia patuh padaku dan barangsiapa yang maksiat berarti maksiat padaku, jika panglima perang suruh berhenti kita harus berhenti, suruh serang harus serang, suruh pulang harus pulang tidak boleh tidak dikerjakan perintahnya, karna merasa kesal Umar pergi mendatangi Rasulullah dan mengadukan tentang Amr bin Ash, tetapi Abu Bakar menjawab dengan bijak bahwa Rasulullah tidak akan memilih Amr bin Ash sedangkan ada Abu Bakar, Umar, Usman, dan yang lainnya jika bukan karna suatu hal, kemudian beliau ditenangkan oleh Abu Bakar dan bersabar.

            Kemudian disubuh harinya saat semua sedang bersiap untuk shalat subuh Amr bin Ash mendapati dirinya mimpi junub dan ketika ingin mandi junub beliau merasakan air yang luar biasa dingin sehingga beliau minta untuk tayammum, saat inilah Umar datang kepada Amr bin Ash dan berkata bahwa tidak boleh tayammum karna kita ada air, tetapi Amr bin Ash tetap maunya tayammum, tentu Umar kesal dan kembali ke tempat Abu Bakar dan Abu Bakar mengingatkan lagi bahwa Rasulullah tidak akan salah memilih orang untuk dijadikan pemimpin jadi harus kita patuhi saja. Setelah tayamum dan shoalat berjamaah instruksi Amr bin Ash adalah menyerang kaum tersebut setelah gumaman takbir dari Amr bin Ash, Setelah takbir oleh Amr bin Ash mereka menyerang dan pasukan musuh kocar-kacir, sebelum berperang pesan dari Amr bin Ash adalah semua orang wajib pergi berperang berpasang-pasangan apapun yang terjadi harus bersama dengan temannya saat berperang, jika teman pasangannya masih belum selesai berperang atau berduel jangan ditinggalkan. Setelah melihat pasukan musuh kocar-kacir dan kabur Umar berteriak untuk mengejar tetapi kemudian Amr bin Ash melarang dan berkata untuk tetap tinggal, mengambil ghanimah yang ada kemudian kembali ke Madinah.

Jawaban-Jawaban dari Setiap Perbuatan Amr bin Ash

            Saat kembali ke Madinah, baru saja turun dari kuda Umar langsung mengadukan semua perbuatan Amr bin Ash kepada Rasulullah. Rasulullah tetap tenang dan menyampaikan kepada Amr bin Ash bahwa keluhan sudah sampai kepada beliau dan menanyakan kepada Amr bin Ash tentang jawaban jawabannya. Amr bin Ash menjawab dan menjelaskan untuk kejadian di padang pasir beliau tidak memperbolehkan untuk menyalakan api dikarnakan wilayah mereka berada sudah berada di wilayah musuh dan jika malam itu kaum muslimin menghidupkan api dan musuh tau keberadaan kaum muslimin maka sekian ribu orang didalam kaum tersebut akan datang dan kaum mulimin akan kalah telak, kemudian Rasulullah membenarkan alasan Amr bin Ash, untuk alasan mengapa Amr bin Ash lebih memilih tayamum dibanding mandi dengan air dikarnakan airnya dingin seperti es, jika beliau memaksakan untuk menggunakan air untuk mandi beliau bisa sakit, beliau adalah panglima perang dan panglima perang adalah pemimpin jika beliau sakit atau bahkan mati kedinginan maka siapa yang akan memimpin? Istruksi Rasulullah adalah Amr bin Ash pemimpin perang, kemudian Rasulullah membenarkan lagi alasan beliau, Umar yang awalnya marah agak meredah, kemudian untuk alasan mengapa beliau tidak memerintahkan untuk mengejar musuh padahal jika bisa menangkap musuh akan dijadikan Ghanimah dan bisa diperjual belikan karna menjadi hamba sahaya, alasan beliau adalah jika kaum muslimin yang saat itu berjumlah 300 orang mengejar musuh yang berjumlah ribuan maka musuh akan tau jumlah kaum muslimin dan bisa menyerang balik, sedangkan target sudah tercapai yaitu memenangkan perang dengan kaum tersebut, maka beliau melarangnya dan Rasulullah membenarkan lagi alasan beliau kemudian Ali datang kepada Umar dan menyampaikan bahwa seperti yang dia katakan bahwa Rasulullah tidak akan salah memilih orang untuk dijadikan pemimpin dan dibalik semua perlakuan Amr bin Ash memiliki alasan yang sangat kuat dan diperhitungkan.

Hikmah

            Dari kisah ini kita diberi tau bahwa Amr bin Ash adalah orang yang paham strategi perang, sebagai panglima beliau sudah memikirkan hal hal dengan sangat matang dan tidak mungkin melakukan atau memerintahkan sesuatu tanpa alasan yang kuat, dengan pendirian yang kokoh dan kepandaiannya dalam berperang maka tidak heran beliau juga membawa kemenangan di peperangan setelahnya. Kita juga belajar bahwa menaati peritah pemimpin itu sangatlah penting selagi tidak melanggar syariat kita wajib mematuhi peritah pemimpin karna mematuhi pemimpin sama juga mematuhi perintah Allah dan Rasulnya.

Oleh : Muhammad Rizky Ihsan

Mahasiswa Semester III PAI Extension